Laman

Selasa, 03 Mei 2011

"Malam Sastra Aceh", Minggu 29 Maret 2009

KELUARGA Besar Mahasiswa Sastra Indonesia UNY bersama MK Art Syndicate menyelenggarakan ‘Malam Sastra Aceh’ yang melibatkan 5 sastrawan Aceh untuk bicara kesusastraan Aceh Pasca Tsunami. Acara digelar di Pendapa Tedjakusuma Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Minggu (29/3) pukul 19.30. Acara tersebut diisi dengan diskusi, pembacaan puisi serta teaterikal prosa.

Mutia Sukma dan Indrian Koto, penyelenggara mengatakan Aceh adalah sebuah daerah yang unik. Bukan saja karena letaknya di ujung Sumatera dengan kakayaan alam yang berlimpah. Aceh juga merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang cukup lama dirundung konflik dengan skala korban yang cukup besar. Peristiwa tsunami memporak-porandakan dan membuat Aceh seperti kembali ke titik nol. Itu semua tentu mempengaruhi berbagai sisi kehidupan masyarakat di Aceh, termasuk mempengaruhi karya-karya para kreator seni. Bagaimana para sastrawan Aceh menanggapi berbagai persoalan di daerahnya?


Inilah yang sangat menarik dikaji. “Malam Sastra Aceh diharapkan menjadi semacam silaturrahmi kreatif antara sastrawan Aceh dan karyanya dengan publik sastra di Yogyakarta termasuk masyarakat Aceh di kota itu,” kata Mutia Sukma. Panitia akan menyediakan karya-karya sastrawan Aceh untuk dibacakan secara spontan, dan didiskusikan. “Dalam acara itu akan hadir beberapa sastrawan Aceh yang diharapkan bisa memberi referensi yang memadai tentang karya-karya,” kata Indrian. Sejumlah penyair, cerpenis, novelis akan hadir Budi Arianto, Mustafa Ismail, Sulaiman Tripa, Saiful Bahri, Fikar W. Eda. Sastrawan Yogya siap berperan serta Sunlie Thomas Alexander, Jingga Gemilang, Nur Wahida Idris, Dyah Merta, Marya Yulita Sari, Hasta Indriyana, Kedung Darma Romansyah dan Retno Iswandari. (Jay)-c

http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=195053&actmenu=40 via http://jalansetapak.wordpress.com/2009/03/28/malam-sastra-aceh-di-uny/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar